Jalan Tol Kertosono-Jombang |
Setelah mengantar tamu travel saya ke Kediri, saya tidak
ingin bercapek capek dan berhadapan dengan bus bus besar di jalanan Kertosono, Perak, Jombang. Saya banting setir ke kiri setelah perlintasan kereta api dekat
dengan daerah Bandar Kedung Mulyo. Letak pintu tol ini kurang lebih
satu kilometer dari daerah Brakan Kertosono, yakni daerah transit atau daerah
tempat penumpang menunggu dekat dengan gapura masuk wilayah kabupaten Kediri
dan Kertosono.
Memasuki pintu TOL ini terasa lengang sekali, selama
perjalanan hanya beberapa kendaraan yang saya jumpai, baik yang searah maupun
sebaliknya. Saya sendiri lupa setelah berapa kilometer baru bertemu dengan
pintu atau gerbang pembayaran tiket. Karena dari kaca spion saya lihat tidak
ada kendaraan jauh di belakang saya, iseng saya bertanya kepada petugas loket
pembayaran.
"Mas apakah jalan TOL ini sambung ke arah TOL Mojokerto Surabaya? Iya Pak jawabnya, Bapak terus ikuti TOL yang mengarah ke Ploso Jombang ini hingga habis, kemudian setelah keluar masuk lagi dari sisi sebelah kanan di daerah Tembalang lalu ambil yang mengarah ke Gedeg Mojokerto kemudian turun di pintu keluar Penompo (Kedamean atau Legundi Krian).
Oooo baik kalau begitu ujar saya sambil tak lupa mengucapkan terima kasih dan selamat bertugas dan membayar tiket tol sebesar Rp 11.000,-. Ah info yang mungkin kelak berguna bagi saya dan orang lain.
"Mas apakah jalan TOL ini sambung ke arah TOL Mojokerto Surabaya? Iya Pak jawabnya, Bapak terus ikuti TOL yang mengarah ke Ploso Jombang ini hingga habis, kemudian setelah keluar masuk lagi dari sisi sebelah kanan di daerah Tembalang lalu ambil yang mengarah ke Gedeg Mojokerto kemudian turun di pintu keluar Penompo (Kedamean atau Legundi Krian).
Oooo baik kalau begitu ujar saya sambil tak lupa mengucapkan terima kasih dan selamat bertugas dan membayar tiket tol sebesar Rp 11.000,-. Ah info yang mungkin kelak berguna bagi saya dan orang lain.
Mendung petang mampak di arah Tenggara, kupacu mobil kecilku
dengan tekanan gas dikaki semampu aku menginjaknya. Ah rupanya hanya di kisaran
120 km/jam saja mobil sejuta umat bisa berlari, sebenarnya bisa kupaksakan
lebih cepat lagi namun apa daya hembusan angin dan kondisi kendaraan yang
kosong membuatnya sedikit oleng ke arah kanan.
Nampak di sisi kanan kiri jalan tol kebun kebun jagung milik petani sudah selesai di panen, ah pemandangan yang menyegarkan namun juga sedikit “ngeri ngeri sedap” karena sedikit saja pandangan kita meleng dan mengantuk akan berbahaya dampaknya.
Nampak di sisi kanan kiri jalan tol kebun kebun jagung milik petani sudah selesai di panen, ah pemandangan yang menyegarkan namun juga sedikit “ngeri ngeri sedap” karena sedikit saja pandangan kita meleng dan mengantuk akan berbahaya dampaknya.
Mesin mobilku nampaknya senang dengan kondisi jalan yang
lengang, dia bebas memacu dapur pacunya sendiri. Hanya saja hembusan angin yang
kencang menahan sedikit nafsuku untuk membawanya berlari lebih kencang lagi.
Sepuluh menit berlalu akhirnya aku sampai di gerbang pintu keluar TOL.
Petunjuk MAPS di telepon seluler mengatakan saya harus berbelok ke arah kanan menuju pintu masuk tol di wilayah Tembalang. Namun kubelokkan setir kemudi ke arah kiri, untuk sementara kutunda dulu rencana melintasi wilayah Kertosono-Jombang-Mojokerto-Krian dengan menggunakan jalan bebas hambatan.
Petunjuk MAPS di telepon seluler mengatakan saya harus berbelok ke arah kanan menuju pintu masuk tol di wilayah Tembalang. Namun kubelokkan setir kemudi ke arah kiri, untuk sementara kutunda dulu rencana melintasi wilayah Kertosono-Jombang-Mojokerto-Krian dengan menggunakan jalan bebas hambatan.
Sebenarnya kalau saya terus menyambung menggunakan tol
tersebut, yakni dari tol Tembalang Jombang ke Mojokerto lalu keluar di daerah
Kedamean Legundi akan lebih cepat sampai ke rumah saya di daerah Krian. Namun
untuk sementara kubatalkan rencana tersebut. lain kali pasti akan kulintasi
jalanan itu.
0 comments:
Post a Comment