Saya hanya beberapa kali melintasi stasiun ini jika
kebetulan naik kereta api jalur selatan. Yakni kereta api Gaya Baru Malam
Selatan yang akan berhenti di stasiun ini untuk menurunkan penumpang selepas
stasiun Klaten. Dari Wikipedia saya dapat informasi bahwa stasiun ini merupakan
yang tertua di karesidenan Surakarta dengan kelas stasiun yakni 1 atau kelas
Besar.
Stasiun di daerah Laweyan ini bisa dibilang terletak pada bagian
Barat kota Solo. Saya sendiri akhirnya berkesempatan menginjakkan kaki di
stasiun ini pada awal 2016 disaat hendak menuju kota Bantul Yogyakarta. Setelah
berpikir lama apakah dari daerah sekitar Ngemplak apakah saya harus naik bus
atau naik kereta untuk ke Jogja.
Akhirnya setelah mendapatkan informasi yang cukup, saya
memilih menggunakan kereta PRAMEKS yang akan berangkat sekitar jam 11 siang
dari stasiun Purwosari. Diantar mobil pabrik yang menurunkan saya tidak jauh
dari depan stasiun, saya berlari cepat ke loket untuk mencari tahu apakah tiket
PRAMEKS ke Jogja masih tersedia atau tidak? Syukurlah masih ada, tiket saya
tebus dengan mahar 8 ribu rupiah.
Jeprat jepret sana sini sambil mengamati suasana stasiun
yang memang kelihatan cukup antik dan kuno tersebut. Ruang tunggu saya pikir
tidak nyaman karena panas sinar matahari walaupun tertutup atap. Ada musholla
dan toilet kecil di samping kanan ruang tunggu, cukup bersih dan terawat.
Stasiun ini dijadikan cagar budaya oleh pemerintah setempat
dan hanya melayani pemberhentian KA kelas ekonomi dari jalur utara (Semarang)
dan sebaliknya serta jalur Selatan setelah stasiun Solo Jebres.
Stasiun Purwosari sejak 3 Juni 2016 telah memberlakukan sistem
check in dan boarding pass kepada calon penumpang kereta seperti pada
penerbangan.
0 comments:
Post a Comment