Sekilas Melintas di Stasiun Lamongan



Sebagai stasiun awal setelah stasiun Surabaya Pasar Turi stasiun Lamongan ini rupanya memiliki kelas 1 atau stasiun kelas Besar, aneh menurut saya karena stasiun ini memiliki apron yang tidak begitu panjang dan fasilitas sebagaimana stasiun kelas 1 lainnya.

Dengan kode stasiun LMG, stasiun ini terletak +2 m diatas permukaan laut, stasiun ini hampir menjadi pemberhentian semua kereta api jalur Utara kecuali KA Argo Bromo Anggrek dan KA Jayabaya. Sejauh pengalaman saya dari Surabaya ke stasiun dan juga sebaliknya ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit saja jika naik kereta api. Karena untuk kereta api jarak jauh dari arah Surabaya dan sebaliknya ke arah Lamongan tidak akan berhenti di stasiun stasiun kecil yang dilintasinya.

Saya sendiri kalau dari Surabaya ke arah Jakarta jika kebetulan kursi sebelah saya kosong akan selalu tertidur dan terjaga kembali ketika telah melewati stasiun ini, karena penumpang yang naik dari sini tidak begitu banyak. Penumpang kereta akan mulai banyak ketika kereta berhenti di stasiun berikutnya yakni Babat, Bojonegoro dan Cepu.

Dari pengalaman saya selama lebih dari 5 tahun menjadi PJKA ada satu pengalaman unik yang terjadi saat melintas di stasiun ini, yakni suatu saat ketika saya terjaga dan menyadari bahwa kereta akan segera tiba di stasiun Lamongan. Saya pergi ke toilet untuk buang air kecil dan mencuci muka, setelah itu saya sengaja berdiri di dekat sambungan gerbong untuk sekedar meluruskan kaki nampak bapak bapak muda kelihatan mondar mandir kebingungan, saya bertanya kepada dia, mau turun dimana Mas? Dia menjawab Lamongan Pak, saya menjawab sebentar lagi akan sampai Mas, lebih baik situ siap siap saja. 

Rupanya dia agak tidak percaya dengan perkataan saya kemudian kembali lagi ke kursinya, saya hanya tersenyum kecut saja, tak lama kemudian kereta merapat di stasiun yang dimaksud. Para penumpang yang turun disini berhamburan keluar, nampak dari sambungan gerbong bapak bapak muda itu sibuk dan ribut dengan istrinya. 

Tak lama kemudian kereta perlahan mulai berangkat setelah semboyan 35 dibunyikan, saya yang masih di sambungan gerbong melihat bapak muda itu menenteng koper besarnya diikuti dengan istri dan anaknya yang masih balita. Sampai di smbungan gerbong kembali dia bertanya kepada saya, ini sudah sampai dimana Pak, saya hanya menjawab singkat ini sudah lepas Lamongan arah ke Surabaya. Stasiun yang barusan tadi adalah stasiun Lamongan Mas, jawabku singkat. Jegleeeeekk......

0 comments:

Post a Comment