Sejenak Melintas di Perumahan Murah Bersubsidi atau FLPP

Siapa orangnya yang tidak ingin memiliki barang dengan harga murah, bahkan orang kaya sekalipun. Memiliki rumah atau properti baru tentu saja menjadi keinginan kebanyakan orang, dengan alasan investasi untuk masa depan. Ya, berinvestasi dalam dunia properti tidak akan merugi karena harga tanah dan rumah yang terus akan naik di tahun tahun berikutnya.

Pemerintah melalui kementrian Perumahan Rakyat sekarang banyak membuat program perumahan bersubsidi untuk rakyat melalui developer developer yang ditunjuk. Harapan dari pemerintah adalah masyarakat dengan penghasilan minimal bisa mendapatkan atau memiliki rumah murah dan terjangkau dengan pendapatan yang didapat per bulannya.

Di setiap pameran perumahan atau properti stand stand pengembang perumahan bersubsidi selalu ramai diserbu pengunjung, namun ada sedikit yang aneh saya lihat. Banyak dari calon pembeli adalah bukan dari kalangan menengah ke bawah melainkan justru orang kaya baru. Itu bisa terlihat jelas dari cara berpakaian, gesture dan gerak gerik mereka selama bertanya jawab dengan pihak marketing dari developer.

Sebenarnya ada persyaratan kepemilikan rumah bersubsidi yang agak menjadi batu sandungan bagi orang orang berduit untuk bisa memiliki rumah ini. Diantara syarat syarat tersebut adalah penghasilan per bulan tidak boleh melebihi 5 juta rupiah per bulan, surat keterangan belum memiliki rumah sendiri dari kelurahan dimana kita tinggal, serta saat akad kredit dengan pihak Bank telah disetujui maka rumah harus segera ditempati karena aka nada survey mendadak dari pihak Bank pemberi pinjaman.

Namun agaknya persyaratan tersebut bisa diakali dengan cara memakai nama orang lain sebagai pihak yang membeli, entah itu dari pihak keluarga mereka sendiri yang belum memiliki rumah atau orang lain yang cukup dikenal baik.

Saya sendiri tergoda untuk berinvestasi dan memiliki rumah baru dengan harga murah, caranya yakni dengan memakai nama mas Ipar saya yang kebetulan belum memiliki rumah sendiri. Beberapa kali saya mendatangi pameran pameran properti dan memang saya dapati kenyataan bahwa harga rumah di sekitar Surabaya seperti Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Pasuruan dan lain lain semakin tinggi harganya. 

Perumahan bersubsidi rata rata berharga di atas 125 juta rupiah dengan uang muka minimal 20%. Luasan tanah rumah ini biasanya berkisar di 66 m2 sampai dengan 72 m2 dengan luas bangunan 26-36 m2. Sedangkan perumahan komersil dengan luas tanah dan bangunan yang hampir sama harganya sudah mencapai diatas 175 juta rupiah.

Sempat survey di lokasi perumahan bersubsidi dan bertemu dengan pemiliknya rata rata penghuni perumahan tersebut juga telah mempunyai rumah sebelumnya dan menjadikan rumah subsidi itu sebagai investasi di masa depan. Entah apa ada yang keliru dengan program pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan rumah murah bagi rakyat, namun kenyataan di lapangan berbicara lain.

0 comments:

Post a Comment